Skip to content
1reservoir
Menu
  • Sample Page
Menu

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Terik dan Hujan Sore Hari

Posted on October 1, 2025October 27, 2025 by admin

1reservoir – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca panas terik yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia, yang kemudian diikuti dengan hujan lebat di sore hari. Menurut penjelasan BMKG, fenomena cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor atmosfer yang kompleks, termasuk fenomena dinamika suhu dan kelembapan yang berubah-ubah dalam jangka waktu pendek.

Cuaca Panas Terik di Siang Hari

Cuaca panas terik yang terjadi sepanjang siang hari merupakan hasil dari pergerakan massa udara yang kering dan tekanan atmosfer yang tinggi. BMKG menjelaskan bahwa pada pagi hingga siang hari, matahari bersinar terik dengan sedikit awan yang dapat menghalangi sinar matahari, sehingga suhu udara meningkat tajam. Secara khusus, wilayah Indonesia yang berada di sekitar ekuator menerima intensitas sinar matahari yang lebih besar, yang membuat suhu di beberapa daerah bisa mencapai 34°C hingga 36°C, bahkan lebih.

“Pada kondisi tertentu, suhu yang tinggi di permukaan tanah menyebabkan uap air di atmosfer menguap dengan cepat, menciptakan ketidakseimbangan suhu yang memicu proses perubahan tekanan udara yang dapat mempengaruhi pola cuaca,” ujar Dr. Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dalam keterangannya.

Selain itu, angin yang relatif lemah selama beberapa hari terakhir juga menyebabkan penurunan sirkulasi udara, yang mengakibatkan akumulasi udara panas dan lembap di beberapa wilayah. Kondisi ini semakin diperburuk dengan rendahnya kadar kelembapan di atmosfer yang mempengaruhi kenyamanan suhu. Hal ini menyebabkan banyak wilayah merasa sangat panas meskipun berada dalam periode transisi menuju musim hujan.

Fenomena Hujan Sore Hari

Di sisi lain, hujan yang terjadi pada sore hari dipicu oleh fenomena yang dikenal dengan nama konveksi termal, di mana panas yang terkumpul di permukaan bumi menyebabkan udara naik dan mengangkat uap air ke atmosfer. Proses ini terjadi akibat pemanasan yang terjadi sepanjang hari, menyebabkan uap air yang ada di udara menjadi jenuh dan akhirnya mengembun membentuk awan.

“Sore hari adalah waktu yang sering terjadi pertemuan antara udara panas yang naik dan udara dingin yang lebih berat, yang dapat mengakibatkan terbentuknya awan cumulonimbus, penyebab utama hujan deras,” jelas Dwikorita.

Awan-awan tersebut membawa potensi hujan lebat dalam waktu singkat, terkadang disertai dengan petir dan angin kencang, terutama di wilayah Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan. BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya hujan yang sangat intens, yang bisa mengakibatkan banjir lokal atau tanah longsor di wilayah dengan topografi yang rawan.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Cuaca

Selain faktor-faktor atmosfer lokal, perubahan iklim global juga turut mempengaruhi pola cuaca yang semakin tidak menentu. BMKG mencatat bahwa fenomena El Niño dan La Niña yang terjadi dalam siklus beberapa tahun terakhir turut memberi dampak signifikan terhadap pola cuaca di Indonesia. Meskipun saat ini Indonesia tidak sedang mengalami fenomena El Niño atau La Niña yang ekstrem, pengaruh keduanya tetap terasa, dengan musim hujan yang datang terlambat dan intensitas hujan yang tidak merata.

“Perubahan pola angin dan suhu laut yang terkait dengan fenomena-fenomena iklim global seperti El Niño dan La Niña menyebabkan gangguan pada pola cuaca tradisional kita, seperti penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah dan hujan yang sangat intens pada waktu yang tidak terduga,” tambahnya.

Masyarakat Diminta Tetap Waspada

Mengingat potensi cuaca ekstrem yang terus berlanjut, BMKG meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa datang secara tiba-tiba. Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa informasi cuaca yang disediakan oleh BMKG dan mempersiapkan diri dengan lebih baik menghadapi cuaca panas yang tinggi, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

“Pada saat cuaca panas terik, pastikan untuk selalu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menghindari aktivitas fisik yang berlebihan di luar ruangan. Sementara itu, pada saat terjadi hujan deras, hindari berkendara di jalanan yang tergenang air atau daerah rawan longsor,” ujar Dwikorita.

Selain itu, BMKG juga terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat terkait potensi bencana alam, seperti banjir atau tanah longsor yang sering terjadi pasca hujan deras. Peringatan dini ini bisa diakses melalui berbagai platform informasi cuaca resmi yang dikeluarkan oleh BMKG.

Kesimpulan

Cuaca panas terik yang terjadi sepanjang hari, disertai dengan hujan deras pada sore hari, merupakan hasil dari dinamika atmosfer yang melibatkan kombinasi suhu tinggi, kelembapan udara yang tidak stabil, dan fenomena konveksi termal. Meskipun fenomena ini cukup umum terjadi di musim peralihan, perubahan iklim dan faktor global turut memberi dampak pada pola cuaca yang semakin tidak menentu.

BMKG terus memantau perkembangan cuaca untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat agar bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi cuaca ekstrem ini. Masyarakat diharapkan untuk selalu waspada dan mematuhi peringatan cuaca yang dikeluarkan guna mengurangi risiko dampak bencana yang dapat terjadi akibat perubahan cuaca yang mendadak.

Archives

  • November 2025
  • October 2025
  • September 2025

Categories

  • Internasional
  • Nasional
  • Uncategorized
  • Viral
©2025 1reservoir | Design: Newspaperly WordPress Theme