1reservoir.com Sebuah dialog inspiratif berlangsung di rumah dinas Wali Kota Medan ketika seorang pelajar dari SMA Taruna Nusantara berkesempatan mewawancarai kepala daerah tersebut. Dalam suasana yang hangat dan terbuka, wawancara itu menjadi ruang berbagi gagasan tentang perjalanan hidup, kepemimpinan, dan peran generasi muda dalam menentukan masa depan Indonesia.
Pelajar bernama Qaisra Kinor Putri Zamani menggali berbagai pengalaman hidup Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas. Percakapan ini tidak hanya membahas jabatan dan kebijakan, tetapi juga nilai-nilai personal yang membentuk cara pandang seorang pemimpin. Dialog tersebut memberikan perspektif nyata tentang bagaimana perjalanan hidup dapat membentuk karakter kepemimpinan.
Akar Kehidupan dan Pendidikan Awal
Rico Waas mengawali kisahnya dari Medan, kota tempat ia lahir dan tumbuh. Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kota tersebut. Lingkungan Medan yang beragam, menurutnya, berperan besar dalam membentuk kepekaan sosial dan pemahamannya terhadap realitas masyarakat.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, Rico melanjutkan studi ke Jakarta. Perpindahan ini membuka cakrawala baru dan mempertemukannya dengan beragam latar belakang sosial. Pengalaman tersebut memperkaya sudut pandangnya, sekaligus menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya adaptasi dan empati dalam kehidupan bermasyarakat.
Meniti Karier Profesional di Dunia Kreatif
Usai menyelesaikan pendidikan, Rico Waas tidak langsung terjun ke dunia politik. Ia memilih jalur profesional sebagai pengusaha dan memulai usaha secara mandiri. Berangkat dari dunia kreatif, ia menekuni profesi sebagai desainer dan membangun usaha keluarga di Medan.
Pengalaman sebagai pengusaha mengajarkannya banyak hal. Ia belajar tentang kerja keras, ketekunan, serta pentingnya mengambil keputusan dengan perhitungan matang. Dunia usaha juga membentuk kemandirian dan tanggung jawab, dua nilai yang kemudian ia anggap penting dalam kepemimpinan publik.
Perjumpaan dengan Dunia Politik
Ketertarikan Rico Waas pada dunia politik datang kemudian. Ia mulai terlibat dalam partai politik dan mempelajari tata kelola pemerintahan. Menurutnya, partai politik memiliki peran strategis sebagai jembatan aspirasi masyarakat sekaligus pengontrol kebijakan agar tetap berpihak pada kepentingan publik.
Ia menilai politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan sarana pengabdian. Melalui politik, perubahan dapat diupayakan secara sistematis. Pandangan inilah yang mendorongnya untuk terlibat lebih jauh dan memahami dinamika pemerintahan dari dalam.
Pembelajaran dari Proses Pemilihan
Dalam perjalanannya, Rico Waas pernah mengikuti kontestasi politik sebagai calon legislatif. Hasil yang diraih belum sesuai harapan. Namun, pengalaman tersebut tidak ia pandang sebagai kegagalan semata. Sebaliknya, ia menjadikannya ruang pembelajaran yang berharga.
Dari proses itu, ia memperoleh pemahaman lebih dalam tentang aspirasi masyarakat dan tantangan politik praktis. Pengalaman tersebut kemudian mengantarkannya pada kepercayaan yang lebih besar untuk mengemban amanah sebagai kepala daerah. Baginya, setiap proses memiliki nilai jika disikapi dengan sikap terbuka.
Tantangan Memimpin Kota yang Beragam
Sebagai Wali Kota Medan, Rico Waas menekankan bahwa tantangan utama kepemimpinan adalah mengelola keberagaman. Medan merupakan kota dengan latar belakang budaya, etnis, dan kepentingan yang beragam. Tantangannya adalah menghadirkan keadilan bagi semua lapisan masyarakat.
Ia menyadari bahwa tidak setiap kebijakan akan diterima oleh semua pihak. Perbedaan pandangan merupakan bagian dari dinamika demokrasi. Bagi Rico, keterbukaan terhadap kritik dan tanggung jawab atas keputusan adalah kunci untuk menjaga kepercayaan publik.
Jabatan sebagai Amanah, Bukan Tujuan
Dalam wawancara tersebut, Rico Waas menegaskan pandangannya tentang jabatan. Baginya, jabatan bukanlah tujuan akhir. Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, bukan hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada nilai moral dan spiritual.
Ia menekankan bahwa perjalanan hidup setiap orang memiliki akhir. Yang akan dipertanggungjawabkan bukanlah titel atau posisi, melainkan tanggung jawab dan dampak yang ditinggalkan. Pandangan ini menjadi fondasi etik dalam menjalankan kepemimpinan.
Pesan untuk Generasi Muda Indonesia
Kepada generasi muda, Rico Waas menyampaikan harapan besar. Ia melihat anak muda sebagai pemimpin masa depan yang akan menentukan arah bangsa. Menurutnya, pemimpin yang baik lahir dari teladan yang baik.
Ia mendorong generasi muda untuk terus mengembangkan diri secara produktif dan berpikiran maju. Bidang riset, teknologi, pariwisata, dan pembangunan dinilai sebagai ruang kontribusi yang luas. Anak muda diharapkan berani mengambil peran dan tidak takut mencoba.
Disiplin sebagai Fondasi Karakter
Rico Waas juga menyoroti pentingnya disiplin dalam membentuk karakter pemimpin. Ia menilai sistem kedisiplinan yang diterapkan di SMA Taruna Nusantara sebagai fondasi kuat. Disiplin membantu membangun konsistensi, tanggung jawab, dan ketangguhan mental.
Menurutnya, anak-anak yang terbiasa disiplin memiliki potensi besar untuk berkembang. Dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat menjadi kebanggaan bangsa. Pesan ini menjadi penutup dialog yang sarat nilai dan inspirasi bagi generasi muda.

Cek Juga Artikel Dari Platform infowarkop.web.id
