1reservoir – Pada Jumat malam, 26 September 2025, sekitar pukul 21.55 WIB, wilayah Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,6. Berdasarkan laporan BMKG, episenter gempa berada di koordinat 5,51 derajat Lintang Selatan dan 104,39 derajat Bujur Timur, dengan kedalaman sekitar 10 kilometer. Lokasi pusat gempa berada di darat, sehingga getarannya dirasakan cukup kuat oleh warga setempat.
Getaran gempa menyebabkan pintu dan jendela rumah berderik, dinding mengalami retak, dan atap bangunan bergoyang. Sejumlah video amatir yang beredar memperlihatkan kerusakan pada beberapa rumah, bahkan ada rumah yang roboh. Meskipun magnitudo tidak terlalu besar, lokasi episenter yang dangkal dan berada di daratan membuat dampak getaran terasa signifikan.
Kerusakan Rumah Warga Terjadi di Beberapa Desa
Data awal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung menunjukkan bahwa gempa ini menyebabkan kerusakan pada setidaknya 11 unit rumah warga. Dari jumlah tersebut, satu rumah mengalami kerusakan berat hingga roboh, sedangkan 10 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan seperti retakan dinding, genteng yang lepas, atau atap bergeser.
Desa Sidodadi, Kecamatan Semaka, menjadi daerah dengan kerusakan paling parah. Di desa ini, satu rumah milik warga bernama Jasmini (53 tahun) roboh akibat guncangan gempa. Selain itu, enam rumah lain di desa tersebut mengalami kerusakan ringan. Desa Tugu Rejo melaporkan tiga rumah rusak ringan, sementara Desa Karang Rejo melaporkan satu rumah dengan kerusakan ringan.
Mayoritas rumah di daerah terdampak merupakan bangunan sederhana berupa rumah panggung dari kayu atau batu bata tanpa perkuatan struktur tahan gempa. Kondisi ini membuat bangunan lebih rentan mengalami kerusakan ketika diguncang gempa bumi, khususnya gempa dangkal seperti ini.
Dampak Psikologis dan Kerugian Material
Selain kerusakan fisik pada rumah, gempa juga memberikan dampak psikologis yang cukup berat bagi masyarakat terdampak. Banyak keluarga yang kini harus menghadapi kenyataan rumah mereka menjadi tidak layak huni sementara waktu. Hal ini tentu menambah tekanan, apalagi bagi keluarga yang baru saja mengalami musibah lain, seperti kehilangan anggota keluarga.
Dalam sebuah video amatir yang beredar, seorang warga menyampaikan betapa beratnya situasi yang dialami keluarga yang rumahnya roboh tak lama setelah kehilangan kepala keluarga. Ini menunjukkan betapa mendalamnya trauma yang dirasakan oleh warga.
Kerugian material juga berpotensi terjadi pada barang-barang rumah tangga, seperti perabotan, alat elektronik, dan dokumen penting yang mungkin rusak akibat getaran gempa. Meski demikian, hingga laporan ini dibuat belum ada rincian pasti mengenai kerugian benda bergerak tersebut.
Respons Cepat dari Tim SAR dan BPBD
Setelah gempa mengguncang, aparat gabungan dari kepolisian, TNI, Basarnas, dan BPBD langsung dikerahkan untuk merespons keadaan di lapangan. Mereka melakukan pendataan rumah yang terdampak, membantu evakuasi warga jika diperlukan, serta membersihkan puing-puing bangunan yang roboh untuk memudahkan aktivitas warga.
BPBD Lampung juga mendirikan posko tanggap darurat di daerah terdampak sebagai pusat koordinasi penanganan bencana. Kepala BPBD Tanggamus, Irvan Wahyudi, menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dan jumlah kerusakan rumah masih terus diverifikasi secara menyeluruh.
Selain itu, pihak kepolisian dan TNI mengimbau warga untuk tetap tenang dan menghindari bangunan yang retak parah atau berisiko roboh demi keselamatan. Mereka juga mengingatkan masyarakat agar siap siaga menghadapi kemungkinan gempa susulan.
Peringatan BMKG dan Potensi Gempa Susulan
BMKG menegaskan bahwa gempa ini merupakan peristiwa seismik lokal dengan kedalaman dangkal dan pusat gempa yang berada di darat. Faktor ini membuat getaran gempa lebih kuat dirasakan di permukaan. Intensitas getaran di daerah terdekat pusat gempa, seperti Kecamatan Semaka, mencapai skala III–IV MMI, yang dapat menyebabkan kerusakan ringan hingga sedang pada bangunan.
BMKG juga memperingatkan adanya potensi gempa susulan dalam beberapa jam atau hari mendatang, sehingga warga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi resmi. Masyarakat dihimbau untuk mematuhi arahan BPBD dan instansi terkait guna menjaga keselamatan.
Penutup
Gempa magnitudo 4,6 yang mengguncang Kabupaten Tanggamus, Lampung, menjadi pengingat penting bagi masyarakat dan pemerintah mengenai risiko bencana di wilayah rawan gempa. Meskipun belum ada korban jiwa yang dilaporkan, dampak kerusakan fisik dan psikologis yang ditimbulkan cukup signifikan, terutama bagi warga dengan rumah yang rusak parah.
Respons cepat dari aparat dan dukungan tim SAR serta BPBD sangat penting dalam meminimalisasi risiko dan membantu masyarakat terdampak. Selain itu, warga diimbau untuk selalu waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan mengikuti arahan dari otoritas resmi.
Peristiwa ini juga menjadi momentum bagi pemerintah daerah untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana, meningkatkan edukasi mitigasi gempa bagi masyarakat, serta memperkuat regulasi dan penerapan bangunan tahan gempa. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dampak bencana di masa depan dapat diminimalkan, sehingga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
