1reservoir – Latihan penanggulangan bencana alam yang diselenggarakan oleh Korem 162/Wira Bhakti dengan sandi Surya Sakti 5 Tahun Anggaran 2025 resmi ditutup setelah berlangsung selama empat hari di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Kamis (25/09/2025). Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi prajurit dan seluruh personel yang terlibat untuk mengasah keterampilan serta memperkuat koordinasi dalam menghadapi situasi darurat bencana.
Penutupan latihan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi militer, termasuk Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Taufik Hanafi, Kapoksahlidam IX/Udayana Brigjen TNI Agus Muchlis Latif, serta Danrindam IX/Udayana Brigjen TNI Taufik, S.H. Kegiatan ini juga menjadi saksi komitmen Korem 162/WB untuk terus menjaga kesiapsiagaan meskipun latihan resmi telah berakhir.
Dalam sambutannya, Danrem 162/Wira Bhakti, Brigjen TNI Moch. Sjasul Arief, S.Sos., menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang telah bekerja keras selama latihan berlangsung. Ia menegaskan bahwa latihan ini bukan sekadar pengasahan kemampuan individu, melainkan ujian nyata sinergi antarinstansi yang terlibat dalam penanganan bencana.
“Latihan ini bukan hanya untuk melatih kemampuan tempur prajurit, tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana kita dapat bekerja sama secara efektif dengan berbagai instansi terkait,” ujar Danrem. “Koordinasi dan komunikasi yang baik akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam mengurangi dampak bencana alam jika hal tersebut terjadi di wilayah kita.”
Selama latihan, para peserta menjalani serangkaian simulasi yang mencakup berbagai aspek penting penanggulangan bencana, seperti evakuasi warga terdampak, pengelolaan korban, serta penanganan medis darurat dan trauma healing. Berbagai skenario yang dibuat sengaja meniru kondisi riil dengan medan yang sulit dan situasi komunikasi yang menantang.
Evaluasi dari latihan menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dengan pencapaian nilai 89,6%. Meski demikian, ada catatan penting terkait kendala komunikasi antar klaster di hari pertama latihan. Kondisi tersebut dinilai positif karena memberikan gambaran nyata tentang hambatan yang mungkin dihadapi di lapangan, sehingga bisa menjadi bahan perbaikan ke depan.
Selain aspek teknis, latihan ini juga menekankan pentingnya sikap mental dan kedisiplinan. Para peserta diharapkan tidak hanya siap secara fisik dan mental, tetapi juga mampu mengambil keputusan cepat dan tepat di bawah tekanan.
Dalam amanat yang dibacakan oleh Danridam IX/Udayana pada acara penutupan, Pangdam IX/Udayana menyampaikan apresiasi tinggi terhadap semangat dan kesungguhan para prajurit serta seluruh unsur pendukung yang berpartisipasi. Ia mengingatkan agar hasil latihan dijadikan bahan evaluasi yang konstruktif untuk meningkatkan kemampuan satuan dalam menghadapi tugas-tugas di lapangan.
“Semoga apa yang telah dipelajari selama latihan dapat diterapkan secara nyata ketika kita dihadapkan pada situasi bencana,” kata Pangdam yang pesannya disampaikan lewat Danridam. “Terus lakukan evaluasi dan pembelajaran agar kedepannya tugas kita menjadi lebih efektif dan efisien.”
Kegiatan ini juga mendapat perhatian dari Ketua Tim Pusterad dan tim peninjau lainnya yang secara langsung memantau pelaksanaan latihan. Mereka memberikan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan materi dan pelaksanaan latihan serupa di masa depan.
Latihan Lapangan Penanggulangan Bencana Alam Tingkat Korem 162/WB dengan sandi Surya Sakti 5 TA. 2025 merupakan bagian dari program berkelanjutan Korem untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam yang kerap melanda wilayah Nusa Tenggara Barat. Korem 162/WB menempatkan prioritas tinggi pada pelatihan seperti ini agar seluruh personel mampu berkontribusi maksimal dalam penanganan bencana dengan pendekatan yang profesional dan terintegrasi.
Kesiapsiagaan semacam ini sangat penting mengingat letak geografis NTB yang rawan terhadap berbagai jenis bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor. Dengan latihan yang rutin dan berkelanjutan, diharapkan Korem dan instansi terkait lainnya dapat merespons dengan cepat dan tepat guna mengurangi kerugian serta menyelamatkan nyawa masyarakat.
Dengan berakhirnya latihan ini, Korem 162/WB menegaskan bahwa meskipun latihan selesai, semangat dan kewaspadaan harus terus dijaga. Korem berkomitmen untuk tetap berada dalam kondisi siap siaga demi memberikan perlindungan terbaik kepada masyarakat.
Kegiatan seperti ini juga mempererat hubungan antar institusi yang terlibat, mulai dari TNI, Polri, hingga instansi pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan, sehingga ketika bencana datang, semua pihak sudah terbiasa bekerja sama secara harmonis.
Latihan ini bukan hanya sekadar pelatihan teknis, tetapi juga ajang pembentukan mental dan kebersamaan yang solid, menjadikan Korem 162/WB semakin siap dan tangguh dalam menjalankan tugas kemanusiaan yang mulia.
