1reservoir.com Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan menyalurkan bantuan makanan siap saji bagi para sopir truk dan pengendara kendaraan besar yang terjebak banjir di ruas Jalur Pantura Semarang–Demak. Aksi ini dilakukan menyusul genangan tinggi yang melumpuhkan akses utama tersebut, membuat ratusan kendaraan tidak bisa bergerak selama berhari-hari.
Banjir yang melanda wilayah Kaligawe hingga Pedurungan tidak hanya memutus jalur logistik nasional, tetapi juga membuat banyak sopir terjebak tanpa suplai makanan dan air bersih. Menanggapi kondisi ini, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jateng bersama Satpol PP segera turun tangan menyalurkan bantuan berupa nasi bungkus, air mineral, dan bahan makanan lainnya.
Kepala Dinsos Provinsi Jateng menjelaskan bahwa bantuan tersebut merupakan bagian dari program tanggap darurat bencana yang menjadi prioritas Gubernur. “Kami bergerak cepat karena banyak pengemudi sudah dua hari tidak bisa meninggalkan lokasi. Mereka kehabisan logistik dan sangat membutuhkan makanan,” ujarnya.
Kondisi Jalan Pantura yang Lumpuh Total
Berdasarkan pantauan lapangan, genangan air di Jalan Kaligawe, Kota Semarang, mencapai ketinggian hingga lutut orang dewasa. Banyak kendaraan besar seperti truk, kontainer, dan bus terpaksa berhenti total di tengah jalan. Tidak sedikit pula kendaraan kecil yang mengalami mogok akibat mesin terendam air.
Kondisi ini mengakibatkan kemacetan panjang sepanjang beberapa kilometer dari arah Semarang menuju Demak. Banyak sopir yang memilih tetap berada di kendaraan untuk menjaga muatan mereka, sementara sebagian lainnya menumpang di warung sekitar yang masih buka.
Dinas Perhubungan, BPBD, dan aparat kepolisian terus berupaya mengatur arus lalu lintas dan membantu pengalihan kendaraan ke jalur alternatif. Namun, karena volume kendaraan logistik sangat tinggi, kemacetan tidak bisa dihindari.
Cerita dari Sopir Truk yang Terjebak
Bagi para sopir truk, banjir kali ini menjadi cobaan berat. Salah satunya adalah Vito, sopir asal Ungaran, yang sudah dua hari tidak bisa keluar dari ruas jalan tersebut. Ia membawa muatan kayu menuju kawasan industri di Genuk, namun terpaksa menghentikan perjalanan karena truknya terendam sebagian.
“Sudah dua hari di sini, uang makan sudah habis. Untung dapat bantuan makanan dari Pak Gubernur, dapat makan dan minum. Alhamdulillah enak, barusan saya makan,” ujar Vito sambil menunjukkan bungkusan nasi yang baru diterimanya.
Hal senada disampaikan oleh Puryoto Brewok, sopir truk asal Pemalang yang mengangkut gabah menuju Pati. Ia mengaku sudah menginap di jalur Pantura sejak malam hari dan hanya mengandalkan bekal seadanya. “Kami tidak bisa ke mana-mana. Air naik terus, tapi yang penting sekarang bisa makan. Terima kasih buat petugas yang bantu,” katanya.
Kisah mereka menggambarkan kondisi nyata di lapangan: ratusan pengemudi harus bertahan hidup di tengah genangan air, terisolasi dari akses makanan dan tempat istirahat yang layak.
Peran Aktif Dinas Sosial dan Satpol PP
Dinsos Jateng menurunkan puluhan petugas lapangan dengan membawa truk logistik berisi ribuan paket makanan siap saji. Petugas bekerja bergantian membagikan makanan langsung ke kendaraan yang terjebak. Mereka juga dibantu oleh aparat Satpol PP Jateng yang mengamankan area distribusi agar tetap tertib di tengah padatnya lalu lintas.
Selain bantuan untuk pengemudi, paket logistik juga dikirimkan kepada warga terdampak banjir di wilayah Pedurungan dan Gayamsari, Kota Semarang. Bantuan mencakup beras, air mineral, mi instan, serta perlengkapan kebersihan dan kesehatan.
“Kami memastikan seluruh bantuan tepat sasaran. Petugas turun langsung untuk mendata sopir dan warga yang benar-benar membutuhkan. Situasi di lapangan memang menantang karena jalan tergenang, tapi semangat teman-teman luar biasa,” kata salah satu petugas Dinsos yang ikut menyalurkan bantuan.
Solidaritas Warga dan Relawan
Di tengah kesulitan akibat banjir, solidaritas warga sekitar Kaligawe juga terlihat. Beberapa warga membuka warung darurat di pinggir jalan untuk menyediakan air panas dan makanan ringan bagi sopir yang tidak kebagian jatah bantuan. Sejumlah relawan dari komunitas kemanusiaan turut datang membantu petugas mendistribusikan logistik ke kendaraan yang posisinya sulit dijangkau.
Bagi warga Semarang dan Demak, banjir di Jalur Pantura bukan hal baru, tetapi skala genangan tahun ini tergolong cukup parah. Beberapa warga mengaku air mulai meluap sejak dini hari dan terus naik hingga mencapai badan jalan utama. Meski demikian, semangat gotong royong masih terlihat kuat di tengah situasi sulit ini.
“Setiap kali banjir datang, kami terbiasa saling bantu. Kali ini, sopir-sopir dari luar daerah juga butuh bantuan, jadi kami ikut turun tangan,” ujar Rahman, warga Kaligawe yang turut membantu pembagian air minum.
Upaya Pemulihan dan Peringatan Dini
Pemprov Jateng bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiapkan langkah-langkah pemulihan untuk mengatasi dampak banjir. Fokus utama saat ini adalah mempercepat penurunan genangan air dengan menambah pompa penyedot di titik-titik kritis. Selain itu, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum juga melakukan pembersihan saluran air yang tersumbat agar air bisa mengalir lebih cepat ke laut.
Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat dan pengemudi agar tidak memaksakan melintas di jalur banjir demi keselamatan. Dinas Perhubungan telah menyiapkan jalur alternatif melalui Tol Semarang–Demak bagi kendaraan ringan, sementara truk besar diminta menunggu hingga air benar-benar surut.
“Keselamatan pengendara adalah prioritas utama. Kami harap masyarakat bersabar dan mengikuti arahan petugas di lapangan,” ujar Kepala BPBD Jateng.
Penutup: Bukti Nyata Kepedulian Pemerintah
Aksi cepat Pemprov Jateng dalam menyalurkan bantuan makanan bagi sopir truk dan warga terdampak banjir menjadi contoh nyata kolaborasi pemerintah, aparat, dan masyarakat dalam menghadapi bencana. Bantuan sederhana berupa nasi bungkus dan air mineral memiliki makna besar bagi mereka yang terisolasi di tengah genangan.
Lebih dari sekadar tindakan kemanusiaan, langkah ini juga mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam memastikan tidak ada warga yang dibiarkan kelaparan atau terlantar saat bencana melanda. Ke depan, sinergi antarinstansi dan peningkatan sistem peringatan dini diharapkan dapat meminimalkan dampak banjir yang kerap melanda jalur vital Pantura.
Sebagaimana pesan dari salah satu sopir yang menerima bantuan, “Kami hanya ingin jalan aman dan bisa kerja lagi. Tapi bantuan ini sudah sangat berarti bagi kami. Terima kasih untuk semua yang peduli.”

Cek Juga Artikel Dari Platform beritagram.web.id
