1reservoir.com Kabar mengejutkan datang dari New York. Zohran Mamdani, politisi muda keturunan India-Uganda, resmi memenangkan pemilihan sebagai Wali Kota New York. Tak lama setelah kemenangannya, publik langsung menyoroti isu kenaikan gaji besar-besaran yang akan diterimanya ketika mulai menjabat.
Menurut laporan media lokal, gaji Mamdani akan meningkat hampir 100 persen dibanding pendapatan yang diterimanya saat menjabat sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York (New York State Assembly). Kenaikan ini menandai salah satu lonjakan gaji terbesar untuk posisi kepala daerah di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, Mamdani menerima gaji sekitar US$142.000 per tahun (sekitar Rp2,2 miliar). Setelah dilantik, gajinya sebagai Wali Kota New York akan naik menjadi sekitar US$290.000 per tahun atau setara dengan Rp4,6 miliar.
Latar Belakang dan Karier Politik Zohran Mamdani
Zohran Mamdani dikenal sebagai sosok muda yang progresif dan vokal. Ia merupakan anak dari penulis sekaligus pembuat film terkenal asal Uganda, Mahmood Mamdani, dan ibunya adalah sutradara kelahiran India. Latar belakang keluarga yang multikultural membuat Mamdani tumbuh dengan kesadaran sosial tinggi terhadap isu kesetaraan dan keadilan sosial.
Sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota, Mamdani menjabat sebagai anggota legislatif di New York State Assembly mewakili Distrik 36, Queens. Dalam masa jabatannya, ia dikenal sebagai politisi yang aktif memperjuangkan kebijakan perumahan terjangkau, akses kesehatan publik, dan reformasi sistem pajak untuk mengurangi ketimpangan ekonomi.
Terpilihnya Mamdani sebagai Wali Kota New York menandai perubahan besar dalam peta politik kota tersebut. Ia menjadi salah satu pemimpin termuda dan pertama dari keturunan Asia Selatan yang memimpin kota metropolitan terbesar di Amerika Serikat.
Kenaikan Gaji dan Kontroversi Publik
Kenaikan gaji yang hampir dua kali lipat ini menimbulkan perdebatan publik. Sebagian kalangan menilai peningkatan itu wajar karena kompleksitas tanggung jawab seorang wali kota di kota besar seperti New York.
Sebagai salah satu kota dengan populasi lebih dari 8 juta jiwa dan anggaran tahunan mencapai US$110 miliar, peran wali kota memang sangat vital. Posisi ini melibatkan pengawasan terhadap berbagai sektor penting seperti transportasi, keamanan, pendidikan, dan perumahan.
Namun, sejumlah pengamat menilai kenaikan gaji tersebut terlalu tinggi dan tidak sensitif terhadap kondisi sosial ekonomi warga New York. Banyak keluarga kelas menengah di kota itu masih berjuang menghadapi biaya hidup yang terus meningkat, terutama untuk sewa rumah dan asuransi kesehatan.
“Ini soal simbolisme. Kenaikan hampir 100 persen terlihat kontras di tengah kesenjangan ekonomi yang masih lebar,” ujar seorang analis kebijakan publik di New York.
Perbandingan dengan Gaji Pemimpin Kota Lain
Dengan gaji baru tersebut, Zohran Mamdani kini menjadi salah satu wali kota dengan bayaran tertinggi di dunia. Untuk perbandingan, Wali Kota Los Angeles menerima sekitar US$258.000 per tahun, sementara Gubernur California memperoleh gaji US$235.000 per tahun.
Di luar Amerika, posisi kepala daerah dengan bayaran tinggi antara lain Wali Kota London dengan sekitar US$230.000 per tahun, dan Wali Kota Tokyo dengan US$270.000 per tahun.
Dengan demikian, gaji Mamdani menempatkannya di antara pemimpin lokal paling berpengaruh dan berpenghasilan tinggi secara global.
Alasan di Balik Kenaikan Gaji
Menurut juru bicara kantor wali kota New York, kenaikan gaji dilakukan sebagai bagian dari penyesuaian kompensasi jabatan publik tingkat tinggi. Pemerintah kota menilai tanggung jawab wali kota saat ini semakin kompleks karena menghadapi tantangan pascapandemi, inflasi, serta krisis perumahan dan keamanan publik.
Selain itu, kenaikan gaji juga dianggap perlu untuk menarik lebih banyak figur berkualitas dari sektor publik maupun swasta agar tertarik mengabdi di pemerintahan. “Gaji ini mencerminkan beban kerja dan tanggung jawab yang luar biasa besar,” kata salah satu anggota Dewan Kota New York.
Reaksi Zohran Mamdani
Menanggapi kabar kenaikan gaji, Zohran Mamdani menyampaikan bahwa ia menghormati keputusan tersebut, namun menegaskan bahwa fokus utamanya bukan pada gaji melainkan pelayanan publik.
“Gaji hanyalah angka. Yang penting adalah bagaimana saya menggunakan posisi ini untuk mengubah kehidupan warga New York menjadi lebih baik,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers.
Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar program prioritasnya akan difokuskan pada perumahan rakyat, pendidikan gratis, dan pengendalian harga kebutuhan pokok. Menurutnya, keberhasilan seorang pemimpin tidak diukur dari pendapatan pribadi, melainkan dari seberapa besar dampak positif yang diberikan kepada masyarakat.
Tantangan di Depan Mamdani
Sebagai wali kota baru, Mamdani menghadapi sejumlah tantangan besar. New York saat ini tengah bergulat dengan lonjakan biaya hidup, masalah tunawisma, dan peningkatan kejahatan jalanan.
Selain itu, ia juga harus mengelola hubungan politik yang kompleks antara pemerintah kota, dewan kota, dan sektor swasta. Beberapa analis memperkirakan masa awal kepemimpinannya akan menjadi ujian penting dalam menyeimbangkan idealisme politik progresifnya dengan realitas birokrasi dan tekanan ekonomi.
Kendati demikian, banyak warga New York optimistis dengan kepemimpinan Mamdani. Gaya komunikasinya yang terbuka dan pendekatannya yang empatik terhadap masyarakat bawah membuatnya mendapat dukungan luas dari komunitas muda dan kelompok minoritas.
Kesimpulan
Kenaikan gaji Zohran Mamdani menjadi Wali Kota New York memang menimbulkan perdebatan, namun juga mencerminkan kompleksitas peran yang diembannya. Dengan tanggung jawab besar mengelola salah satu kota termahal di dunia, kompensasi yang tinggi dianggap sebanding dengan beban tugasnya.
Kini, semua mata tertuju pada bagaimana Mamdani menjalankan janji politiknya. Ia diharapkan mampu membawa perubahan nyata bagi warga New York, mengurangi kesenjangan sosial, dan menjaga kota tetap menjadi simbol keberagaman serta kemajuan dunia.

Cek Juga Artikel Dari Platform jalanjalan-indonesia.com
